Pendidikan Antikorupsi( Berbasis Tri
Pusat Pendidikan) sebagai Solusi
Korupsi di Indonesia semakin marak belakangan ini
seperti jamur yang tumbuh di musim hujan. Semua orang mengetahui kondisi bangsa
Indonesia yang sedang mengalami kebobrokan moral terutama moral pejabatnya. Mereka
tidak ada rasa malu lagi untuk melakukan korupsi baik yang sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan dan dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama. Jadi
tidak heran pada tahun 2005, menurut data Pasific Economic and Risk
Consultancy, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negera terkorup di
Asia. Ini merupakan suatu hal yang sangat mencengangkan berbagai pihak.
Terlebih dengan munculnya kasus gayus halomon tambunan
yang merupakan pegawai ditjen pajak golongan IIIA namun memiliki kekayaan
milyaran rupiah hasil dari korupsi. Gayus yang sudah menjadi tahanan
makobrimobpun bisa keluar masuk rutan dengan mudahnya yaitu dengan berulang
kali menyuap penegak hukum. Gayus dengan
enaknya melakukan penyuapan pada aparat penegak hukum dengan uang suap yang
diberikan itu berasal dari hasil korupsi yang merugikan negara. Jadi gayus
masih bisa membeli para pejabat dari hasil korupsinya.
Hal ini memunculkan wacana penerapan
hukuman mati bagi koruptor. Dimana hal senadapun disampaikan oleh Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi yang baru Busyro Muqoddas. Busyro Muqoddas mendukung
penerapan hukuman mati bagi koruptor di Indonesia. Sebab, korupsi sudah
menggurita dan menyengsarakan serta memiskinkan rakyat. Busyro memberikan tiga
catatan untuk penerapan hukuman mati itu.
Dari kasus gayus sendiri kita bisa ambil pelajaran
bahwa gayus melakukan tindakan korupsi karena ada kesempatan dan tidak adanya
rasa malu dalam dirinya. Tidak ada rasa malu disini dalam arti bahwa mungkin
gayus selama ini tidak pernah mendapatkan pendidikan antikorupsi ataupun sudah
didapatkannya dalam jenjang pendidikan namun hanya sebatas teori saja tanpa
pengamalannyan. Selain itu penerapan hukuman mati tidak dapat efektif tanpa
adanya tindakan prefentif kepada generasi muda dalam hal ini adalah anak-anak
melalui pendidikan antikorupsi. Pendidikan antikorupsi disini adalah Pendidikan
antikorupsi dengan berbasis tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Pendidikan antikorupsi berbasis tri pusat pendidikan diharakapkan
mampu membangkitkan semangat dan atmosfer antikorupsi. Semangat ini perlu
digalakan oleh segenap elemen masyarakat, baik oleh keluarga, masyarakat
ataupun sekolah, sehingga upaya pencegahan
korupsi bisa dilakukan secara menyeluruh. Selama ini, pemberantasan
korupsi dikerjakan oleh perangkat hukum yang ada yaitu Komisi pemberatasan
Korupsi atau KPK. Dalam hal ini peran keluarga dan masyarakat belum
dioptimalkan peran dan fungsinya. Padahal keluarga dan masyarakat merupakan
lingkungan terdekat anak sebagai bagian dari masyarakat. Anak akan belajar
tentang kehidupannya di keluarga dan masyarakat.
Keluarga yang harmonis dan kontrol sosial masyarakat
yang dinamis akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perkembangan
anak. Anak terbiasa dengan sikap sikap harmonis, menghargai dan
menghormati oran lain, saling berkasih
saying kepada sesama dan peduli terhadap sesama. Sekolah juga merupakan
lingkungan yang sukup kondusif dalam
pembentukan kognitif anak maupun sikap anak.
Oleh karena itu pola atau model pendidikan antikorupsi
harus dilaksanakan secara integral dan berkelanjutan. Sehingga uapaya
pencegahan antikorupsi bisa dilaksanakan secara berkesinmabungan dan
berkelanjutan. Jadi dengan pendidikan antikorupsi berbasis tri pusat pendidikan
mampu memberikan pengetahuan akan bahaya korupsi kepada anak-anak sehingga akan
menimbulkan kesadaran tertib hukum sejak anak-anak untuk tidak melakukan tindak
korupsi.
REFERENSI:
Ferdinandus, Lefianna Hartati.
2006. Korupsi dan Permasalahannya: Singapura
Sebagai Studi
Kasus.
Singapura: KBRI.
Komisi Pemberantasan Korupsi.
2006. Identification of Gap between Laws/ Regulations of the Republic of
Indonesia and the United Nations Convention Against Corruption. Jakarta:
KPK.
Saleh, Wantjik.
1978. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Robert, Klitgaard. 2005. Membasmi Korupsi. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
aq seetuju dengan pendidikan ini
BalasHapuskarna sekarang korupsi sudah menyebar d mana"
Merkur Double Edge Safety Razor With Stainless Steel Plated
BalasHapusMerkur harbor freight titanium welder Double Edge Safety Razor With Stainless Steel gaggia titanium Plated. $4.99. Each 3-piece razor has titanium cup a stainless titanium dioxide sunscreen steel handle and blade gap to $4.99 · Out of stock titanium bolt