FUNGSI NORMA SOSIAL
DALAM MENCIPTAKAN INTEGRASI SOSIAL
Norma sosial
yang ada dalam suatu masyarakat tentunya sudah disepakati dan dilaksanakan oleh
masyarakat. namun terkadang ada beberapa orang yang melanggar norma-norma
tersebut. Akibatnya orang tersebut mendapatkan hukuman dari masyarakat dimana
dsia melakukan pelanggaran tersebut. Itu merupakan salah satu fungsi norma dalam masyarakat, selain itu juga manunjukkan
bahwa norma-norama sosial masih terjaga dengan baik dalam masyarakat.
A.
Macam –Macam Fungsi Norma Sosial
a.
Pedoman hidup yang berlaku bagi semua
anggota masyarakat pada wilayah tertentu.
b.
Memberikan stabilitas dan keteraturan
dalam kehidupan bermasyarakat.
c.
Mengikat warga masyarakat, karena
norma disertai dengan sanksi dan aturan yang tegas bagi para pelanggarnya.
d.
Menciptakan kondisi dan suasana yang
tertib dalam masyarakat.
e. Adanya
sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya, sehingga
tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar norma
f. Sebagai
sistem kontrol sosial dalam masyarakat dengan adanya norma kita mengerti apa
yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak
boleh kita lakukan.
. Fungsi
norma sosial adalah sebagai kontrol
sosial (pengendalian social). pengendalian sosial adalah luas, karena pada
pengertian tersebut tercangkup segala proses, baik yang direncanakan atau
tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga
masyarakat mematuhi kaidah-kaidah dan nilai social yang berlaku. Jadi
pengendalian social dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya
(misalnya seorang ibu mendidik anak-anaknya untuk menyesuaikan diri pada
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku) atau mungkin dilakukan individu
terhadap kelompok social (umpamanya seorang dosen pada perguruan tinggi
memimpin beberapa orang mahasiswa di dalam kuliah-kuliah kerja). Seterusnya
pengendalian social dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok
lainnya, atau oleh suatu kelompok terhadap individu.
Dengan
demikian, pengendalian social terutama bertujuan untuk mencapai keserasian
antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Dari sudut
sifatnya dapatlah dikatakan bahwa pengendalian social dapat bersifat preventif
atau represif. Preventif merupakan usaha pencegahan terhadap terjadinya
gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan. Sementara
itu usaha-usaha yang represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang
pernah mengalami gangguan. Usaha-usaha preventif misalnya dijalankan melalui
proses sosialisasi, pendidikan formal dan informal. Sementara itu represif
berwujud penjatuhan sanksi terhadap warga masyarakat yang melanggar atau
menyimpang dari kaedah-kaedah yang berlaku.
Alat-alat
pengendalian social dapat digolongkan kedalam paling sedikit lima golongan,
yaitu:
1. Mempertebal
keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan
2. Memberikan
penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat kepada norma-norma
kemasyarakatan
3. Mengembangkan
rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka menyimpang atau
menyeleweng dari norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku
4. Menimbulkan
rasa takut
5. Menciptakan
system hokum, yaitu system tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para
pelanggar.
B.
Integrasi
Sosial
Integrasi
berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Definisi lain
mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi
memiliki 2 pengertian, yaitu :
- Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
- Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan
yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau
dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar
masyarakat tidak pecah
meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa integrasi
yang kuat akan membuat kehidupan dalam suatu masyarakat menjadi aman dan
tentram, itu terjadi karena adanya keselarasan dalam struktur sosial dalam
masyarakat. Jika dilihat dari makna aslinya, integrasi sosial dimaknai sebagai
suatu proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat
tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa
tantangan fisik maupun konflik yang
terjadi secara sosial.
Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme
struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan
berikut :
- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
- Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Ø Penganut
konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan
dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila
sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial,
nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata social.
v Bentuk integrasi sosial
- Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
- Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
v Faktor-faktor Pendorong Integrasi
A. Faktor Internal :- kesadaran diri sebagai makhluk sosial
- tuntutan kebutuhan
- jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor External :
- tuntutan perkembangan zaman
- persamaan kebudayaan
- terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
- persaman visi, misi, dan tujuan
- sikap toleransi
- adanya kosensus nilai
- adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi
Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang
ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa
saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar