Sabtu, 06 Juni 2015

KEARIFAN LOKAL TRADISI PEMBACAAN “BERZANJI” DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL DI MASYARAKAT DESA SUB-URBAN Study di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak

Berjanzi atau sholawat berjanzi (berjanjen) adalah bentuk kesenian yang bernafaskan Islam atau sebagai sarana dakwah Islam, dengan Kitab Berzanji sebagai sumbernya. Seni budaya ini dapat dikategorikan sebagai kelompok seni pertunjukan yang terdiri dari vokal, musik atau instrumen terbang, dan tanpa tari atau gerakan anggota badan. Kesenian pembacaan barzanji ini pada umumnya ditampilkan pada malam hari pada posisi berdiri. Kesenian ini berkenaan dengan aspek keagamaan dan juga terkait dengan kehidupan bermasyarakat yang berada di pedesaan. Hal ini karena masyarakat pedesaan memiliki tingkat kegotongroyongan yang cukup tinggi. Aspek dan kehidupan karena bisa ditampilkan pada perayaan hari-hari besar atau haflah-haflah tertentu
Solidaritas merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki setiap individu dalam suatu masyarakat. Desa Kedungmutih merupakan salah satu desa perbatasan antara desa Kedungmalang (Jepara) dengan Kedungmutih (Demak) dimana terdapat masyarakat asli serta masyarakat pendatang yang hidup menjadi satu. Masyarakat desa perbatasan sangat rentan terjadi konflik, sebab masyarakatnya sedang dalam proses menuju ke arah modern sehingga masyarakat dapat menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Hal itu menunjukkan bahwa : (1) Tradisi “barzanji” yang ada di masyarakat desa Kedungmutih memiliki kontribusi dalam meningkatkan solidaritas antar warga baik masyarakat asli atau pendatang. Masyarakat desa Kedungmutih sadar akan pentingnya  solidaritas sehingga kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan meningkatkan kebersamaan selalu dilestarikan; (2) bentuk solidaritas masyarakat desa Kedungmutih yang terus dilestarikan adalah gotongroyong, ronda, kumpulan, rapat, istigosah, repala, arisan ; dll. (3) dalam melestarikan Tradisi “Barzanji” terdapat faktor pendorong dan penghambat. Faktor pendorong yaitu (1) kesadaran masyarakat desa Kedungmutih untuk terus melestarikan tradisi “Barzanji” (2) Tradisi “Barzanji” bertujuan mendo’akan dan mengingatkan perjuangan Nabi Muhammad SAW, (3) menjadikan masyarakat desa Kedungmutih lebih saling mengenal, (4) pembacaan Barzanji merupakan ibadah bagi umat Islam. Faktor penghambat yaitu kesibukan warga, kesehatan warga, keadaan cuaca, konflik internal, dan pengaruh televisi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar